Jumat, 30 September 2011

Aku dan Air Got

Aku melihat diriku di air got. Hitam, kotor dan bau. Aku memandangnya. Larut dalam bayang masa lalu. 

Kemarau itu hidupku. Kemarau karena keegoisan dan ketakaburanku. Aku menari-nari dalam mimpi. Mimpi yang ku buat nyata. Aku bercanda dengan dosa. Dosa yang ku sengaja. Memang bukan seharusnya aku bercerita., karena aku tidak sedang melakukan 'Pengakuan Dosa'. Tapi kali ini, yang mengalir di darahku menggerakkan saraf motorikku hngga jari-jariku menari di atas keyboard menelanjangi wajah kusamku karena kentalnya cofee mix yang tiap hari dihidangkan ma Warsih tukang dagang di pinggir tempat kerjaku.

Jangan ganggu aku. Aku lagi lihat air got. Sudah ku katakan, hidupku dalam kemarau panjang. Setitik air selalu ku kejar. Sayang, aku memang pendendam. Ilmu penyulingan yang ku pelajari saat aku kuliah di kesehatan tak lagi ku mainkan. Aku tidak peduli, apakah air itu mengandung Entamoeba colly, Eschereria colly, Mangan, Besi bahkan toksin sekalipun. Aku hanya ingin hapuskan hausku.

Aku juga tidak lupa. Ustadz selalu bilang, berbuat dosa itu ibarat meneguk air laut. Tapi aku suka. Suka bercanda manja...tentu dengan dosa. Karena aku tak punya sesiapa. Sesiapa yang mengisi ruang hatiku. Ruang hati yang tak bisa diganti. Hingga ku terpaksa atau malah sengaja 'bercanda dengan dosa'.

Aku palingkan muka. Air got itu mentertawakanku. Dia mengejekku. memancingku dan menyumpahiku. Dia bilang, "Mustahil kau tinggalkanku, karena 4 tahun lamanya kau menanti dia bersama tetesan air keruhku, yang hitam dan bau.

Aku menggertaknya," Sial kau air got. dasar air got tak berguna. kau penuh limbah neraka. bangkai babi, manusia, kotoran kucing, bahkan bekas softex wanita pun ada di kamu!"

Aku tenangkan diriku. 
Kembali ku pandangi air got itu. Tak bisa ku singkirkan, karena memang dia ada. Dulu air got seperti itu hanya ku lihat di lorong-lorong kota yang kumuh. Kini ku pandangi dia disini, nun jauh 84 km dari pusat kota provinsiku. bahkan air got itu pernah sangat dekat denganku. Disini,,,,di hatiku.