Minggu, 06 November 2011

ameliart: TABRAKANHari itu, Selasa tgl 01 November 2011....

ameliart: TABRAKAN


Hari itu, Selasa tgl 01 November 2011.
...
: TABRAKAN Hari itu, Selasa tgl 01 November 2011. Aku menyelesaikan pekerjaanku lebih rapi dan apik dari sebelumnya, hingga ku tak sempat ...
TABRAKAN


Hari itu, Selasa tgl 01 November 2011.
Aku menyelesaikan pekerjaanku lebih rapi dan apik dari sebelumnya, hingga ku tak sempat makan siang.

Dalam perjalanan pulang,,kira-kira pk 14.45, di sebuah tikungan tiba-tiba ada motor melaju kencang mencuri jalanku tanpa menyalakan lampu sen. Aku fikir motor itu akan berhenti, tapi motor itu tetap melaju kencang hingga tersirat di benakku, si pengendara sedang mabuk.

Aku berusaha menurunkan kecepatan, walau pada saat itu aku cuma dalam 40 km/jam. Sayangnya, aku malah kian mepet ke arah kiri, karena ku fikir motor itu akan berhenti. Hanya beberapa detik,,,telingaku mendengar suara gebrakan yg dahsyiat dan seketika ingatanku menghilang. Aku merasakan tabrakan yang hebat  dan aku terpental dari motorku.

Aku baru tersadar ketika seorang ibu membangunkanku. Aku tertelungkup dengan tas laptop di punggungku. Untung aku pakai helm, jaket kulit dan sarung tangan kulit. Hingga kepalaku tak terbentur benda keras dan aman. Beberapa menit aku tak bisa bangun, pening menyerang kepalaku sampai ku paksakan bangun dan ku lihat ada luka kecil di punggung kaki kananku yang terbalut kaos kaki tebal.

Ku kira luka itu kecil, ternyata setelah sampai di klinik lukanya lebar dan dalam. Empat pembuluh darahku putus dan dijahit 15 jahitan. sedang luka luar dijahit 20 jahitan.

Tak kurasakan sakit ketika luka itu dijahit, aku baru menjerit dan melolong waktu luka di telapak tanganku dibersihkan.

Saat itulah aku ingat ayahku yang telah tiada. Itulah kondisi terburuk batinku. Melolong dalam kesendirian dan rasa kangen sama ayahku. Aku tak dapat menahan lagi perasaanku. Kegagahanku terkoyak dan aku jatuh tersungkur dalam duka lara.

Beberapa kali pernah ku alami, jatuh terguling, nabrak orang atau tekor nabrak gawir. Darah, luka, patah tulang...tak pernah jatuhkan air mataku. Tapi ini kali pertama aku celaka tanpa ayahku ada di sisiku. Dan aku....menangis.

Saat luka itu dijahit, anakku nelephone dan bertanya, "mamah lagi dimana?"
Aku jawab aku lagi ada urusan. Dan ketika itulah gambaran wajah dua wanita yang ku cintai ( ibuku dan anak perempuanku ) menghentikan jatuhnya air mataku.

Aku harus tetap hidup, sehat dan berani.
Aku harus tetap baik, bersahaja dan bersuci hati.
Aku harus tetap bersamaNya, melibatkanNya, dan tidak sombong karena nikmatNya.
Aku harus BAIK-BAIK SAJA. amin....